“PENGKHIATAN
DI AKHIR HUBUNGAN”
“I LOVE YOU”
Kata yang terdengar di telinga Niken dari mulut Dantha
yang berbisik kepadanya. Niken lalu tersenyum senang mendengar kata itu dan
menatap lembut cowok yang sedang ada di sampingnya yang telah dia kenal hampir
setahun yang lalu. Mereka berdua sedang duduk berdampingan di suatu tempat
wisata yang belum terlalu dikenal di kota Jogja. Di sana memang yang ada hanya
pepohonan pinus yang di tanam rapi berjejer. Tapi di sana juga banyak keluarga
yang berwisata menikmati sejuknya udara di sana atau sekedar berfoto-foto yang
memang pemandangannya sangat indah.
Saat itu adalah hari Sabtu, sekolah Niken pulang lebih
awal. Jadi Dantha yang sekolahnya sedang libur menjemput Niken di sekolah lalu
mereka pergi ke tempat itu. Di sana mereka hanya duduk lalu sekedar mengobrol
tentang kegiatan mereka di sekolah. Saat itu yang Niken rasakan hanyalah
kesejukan di hatinya karena memang dia merasa nyaman bersama Dantha.
“Kita jadian udah berapa lama sih?”, tanya Dantha di
sela-sela obrolan mereka
“Masa kamu gak tau?”, jawab Niken lalu keningnya
mengkerut
“Hehe.. aku lupa sayang”, Dantha nyengir
“Kira-kira udah 8 bulanan”, jawab Niken sambil senyum
“Wah.. gak kerasa ya”, Dantha memeluk Niken
Jam tangan Niken menunjukan pukul 1 siang. Mereka
memutuskan untuk pulang ke rumah. Saat di jalan HP Dantha tiba-tiba bergetar.
Dantha menepikan motornya ke pinggir jalan untuk melihat HPnya, namun ketika
Dantha membuka HPnya dia langsung memasukannya lagi.
“Kok dimasukin lagi?”, tanya Niken
“Ah cuman sms dari temen, cowok lagi”, jawab Dantha
lalu menjalankan motornya lagi
“Temen cewek juga gak papa kok”, sahut Niken
“Ntar kamu cemburu”, Dantha terkekeh
Dantha mengerang kesakitan karna perutnya dicubit oleh
Niken. Niken hanya nyengir melihat cowoknya kesakitan. Akhirnya mereka sampai
di depan rumah Niken. Rumah Niken berada di Komplek Perumahan yang gak terlalu
jauh dari tempat yang mereka datangi tadi dan juga dari rumah Dantha. Tapi
lumayan jauh jika ke sekolah Niken mengingat sekolah Niken berada jauh di ujung
kota Jogja yang berbatasan dengan daerah Godean.
***
Kamu siapanya Dantha
sih?
Sebuah inbox muncul di facebook Niken dari
layar laptopnya. Niken cukup kaget juga membaca inbox itu, lalu dia membalas
inbox dari seseorang yang bernama Trisa Magelta itu.
Maaf, ini siapa?
Aku Trisa, ceweknya
Dantha. Ku lihat kamu deket banget sama dya. Emang ada hubungan apa kamu sama
Dantha?
Melihat jawaban itu Niken merasa lemas, hatinya terasa
sakit, dia merasa kecewa dengan Dantha karena dia berani mengkhianatinya
dan air matanya sudah siap untuk keluar.
Tapi dia tidak mau langsung menangis dia ingin tau lebih jauh.
Aku cuman temennya kok.
Dia dulu pernah jadian sama sahabatku, emang kalian udah berapa lama jadian?
Niken terpaksa berbohong, walaupun sebenarnya hatinya
begitu sakit. Tapi dia begitu karena ingin tau semuanya.
Aku sama dia baru
jadian. Kira-kira baru 2 bulanan. Kalian satu sekolah?
Egak, Beda kok. Oh..
maaf yak aku gak tau kalo Dantha udah punya cewek lagi. Habisnya Dantha gak
pernah crita tuh.
Oh... Beda,Iya gak papa
kok.
Tak terasa air mata Niken langsung berjatuhan. Dia tak
kuat lagi menahan air matanya yang sudah mau membanjir itu. Alhasil semalaman
dia hanya menangis, dia merasa kecewa dengan Dantha, bisa-bisanya di saat
hubungannya dengan Niken yang sudah 8 bulan itu Dantha punya cewek lagi dan
sudah berumur 2 bulan. Niken tidak bisa lagi menutupi kesedihannya. Dia lalu
teringat kejadian tadi waktu Dantha langsung memasukan HPnya ketika ada sms dan
mengatakan itu dari teman cowoknya, kemungkinan itu dari Trisa. Air matanya
semakin tak terbendung. Rasanya dia ingin sekali menceritakan hal itu kepada
Vangga, sahabatnya.
***
Saat pulang sekolah, Niken langsung pergi keluar
gerbang lalu mendapati Dantha sudah di sana. Dia pasti mau menjemput Niken.
Tapi ketika ingat kejadian semalam Niken lebih memilih menunggu kakaknya
menjemput. Dantha yang heran karena Niken hanya berdiri di depan gerbang
sekolah bukan menghampirinya yang sudah menunggunya dari tadi dan berniat mau
mengajaknya jalan. Dia lalu menemui Niken. Saat sudah di depan Niken, Niken
hanya diam dan buang muka sambil celingukan mencari kakaknya.
“Ken ?kamu nunggu siapa sih? Kok gak langsung nemuin
aku? Padahal aku kan udah nunggu kamu trus mau ngajak kamu jalan”, tanya Dantha
Niken tetap diam tidak menjawab sepatah katapun atau
melihat wajah cowoknya itu. Dantha yang melihat keadaan itu bertambah bingung
dan heran ada apa yang terjadi dengan ceweknya itu. Dia lalu memegang kedua
tangan Niken.
“Ken.. kamu kenapa sih? Marah sama aku?”, tanyanya
lagi sambil menatap lekat ke arah Niken
Niken hanya melihat tangannya yang di pegang Dantha
lalu segera melepaskannya dan pergi dari tempat itu karena kakaknya sudah
menjemputnya.
“Sory, aku udah dijemput Kak Raka”, kata yang terucap
dari mulut Niken saat meninggalkan Dantha tanpa melihat ke arah Dhanta.
Dantha bertambah bingung dengan sikap Niken, dia masih
berdiri di tempat tadi sambil menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak
gatal dan melihat Niken yang sudah pergi di jemput kakaknya. Dia merasa Niken
berubah, tapi dia tidak tau kenapa. Tiba-tiba HPnya bergetar lalu dia
mengangkat dan mengobrol dengan
seseorang di sana lalu pergi meninggalkan tempat tadi dengan motornya. Tapi
anehnya, Dantha tidak pergi untuk pulang, melainkan pergi ke arah sebuah SMA di
daerah Sleman yang tentunya bukan sekolahnya dia.
***
Malamnya HP Niken bergetar.
Sayang, kamu kenapa sih? Kok seharian
gak ngontak aku?
Sms dari Dantha yang terbaca dari layar HP Niken.
Niken tidak menggubris sms itu, dia hanya membaca lalu meletakan HPnya lagi ke
meja kamar dan turun ke bawah untuk menonton TV bersama kakaknya. Kakak Niken
melihat raut muka Niken yang dari tadi lesu. Lalu dia memberanikan diri untuk
bertanya kepada adik satu-satunya itu.
“Dek, kamu kenapa sih? Kakak lihat kamu lagi sedih
banget? Ada masalah ya sama Dantha? Kok tadi dia jemput kamu tapi kamu lebih
milih ikut kakak pulangnya?”, tanya Kak
Raka saat Niken baru duduk di sampingnya.
Merasa tidak enak kalau harus berbohong dengan
kakaknya, Niken lalu menceritakan yang terjadi dengan kakaknya. Kakaknya
mendengarkan dengan baik, dan sesekali mengelus pundak adiknya lalu
berkata, “Sabar”. Lalu setelah Niken
selesai bercerita kakaknya memberi nasehat kepada Niken untuk membicarakannya
secara baik dengan Dantha bukan malah mendiamkannya seperti ini. Dia harus mau
memilih, dan kalaupun yang Dantha pilih bukan Niken, Niken harus tetap senyum
dan sabar. Karena pasti Niken bakal dapat yang lebih baik dari Dantha. Niken
hanya mengangguk paham tapi dalam hatinya sebenarnya dia berat untuk kehilangan
Dantha karena dia benar-benar sayang dan nyaman bersama Dantha. Niken lalu
pamit mau tidur dan masuk ke kamarnya.
Saat di kamar Niken teringat sama Vangga. Dia melihat
jam di kamarnya. Baru jam 8, kemungkinan Vangga belum tidur. Dia langsung
mengambil HPnya dan melihat ada 10 pesan masuk dan itu semua dari Dantha. Tetap
saja Niken tidak menggubrisnya dia langsung menekan nomer seseorang lalu
menempelkan HPnya di telinga. Dan...
Tuut..tutt..tuut..
Halo, Ken ada apa?
Ga, aku mau cerita, dengerin ya
Iya, aku dengerin
Niken lalu bercerita kepada Vangga tentang masalahnya
dengan Dantha persis seperti dia bercerita kepada kakaknya tadi. Vangga dari
seberang sana mendengar curhatan Niken dengan baik dan sesekali mengangguk
walaupun Niken tidak melihatnya. Niken bercerita sangat dalam sampai dia
menangis. Vangga dapat mendengar suara Niken yang sudah menangis lalu berkata.
Aduh, jangan sambil nangis dong. Gak
jelas tau kamu cerita apa. Hapus dulu air matanya
Niken yang mendengar itu lalu tiba-tiba tersenyum dan
mengusap air matanya dan melanjutkan curhatannya. Setelah selesai, Vangga
memberikan saran yang sama seperti saran Kak Raka yaitu harus bicara dengan
Dantha. Kalau perlu dengan cewek barunya itu. Vanggapun menawarkan diri untuk
menemani Niken kalau dia mau bertemu dengan Dantha dan cewek barunya untuk
membicarakan masalah mereka. Tapi Niken merasa tidak enak kalau Vangga harus
ikut-ikut dengan masalahnya. Dia berniat ingin ngomong sendiri sama Dantha.
Vanggapun hanya bisa mendukung keputusan sahabatnya itu.
Mmm.. thanks ya Ga. Kamu udah mau
dengerin curhatan ku
Iya gak papa. Kita kan sahabat.
Sekarang tenangin dulu hatimu baru ngomong baik-baik sama Dantha
Okelah.. eh udah dulu ya. Uda malem
nih aku ngantuk
Yap oke. Selamat tidur ya
Klikk
***
“Kamu kenapa eh, udah 3 hari ini ngediemin aku?”,
tanya Dantha saat mereka berada di sebuah foodcourt di salah satu mall
di Jogja.
Niken menarik nafas lalu memulai bicara.
“Kamu gak coba tanya sendiri sama Trisa apa yang
terjadi?”
Mendengar nama Trisa Dantha langsung kaget dan menatap
Niken. Dia tidak menyangka kalau Niken akan ngomong seperti itu.
“Kenapa kamu diem? Trisa itu cewek kamu kan? Aku udah
tau semuanya. Dan itu dari Trisa langsung”, lanjut Niken yang kali ini dia
menahan air matanya agar tidak keluar di depan cowok yang sudah membuat dia
kecewa.
“Gak sayang, aku gak ada hubungan apa-apa sama Trisa.
Lagipula kok kamu bisa kenal sama dia ? Dia itu ceweknya sahabatku, si Malik” Dantha mencoba menenangkan Niken namun
sebenarnya dia berbohong.
“Udalah Dan, kamu gak usah bohong sama aku. Aku bisa
kok nunjukin buktinya, tapi kayaknya gak perlu. Sekarang kamu pilih untuk tetep
sama aku atau sama si Trisa?”, sahut Niken yang suaranya sudah parau, suara
khas orang yang menahan tangis.
Dantha hanya menunduk diam sambil berpikir. Siapa yang
akan dia pilih? Keduanya dia sayang. Dan untuk saat ini dia tidak mau
kehilangan keduanya. Dantha tidak menjawab sepatah katapun. Niken yang tau
Dantha hanya diam angkat bicara.
“Ya udah Dan. Aku aja yang ngalah, silahkan kamu
terusin hubunganmu sama Trisa. Aku gak bakalan ganggu kalian dan kamu juga
jangan ganggu aku lagi. Makasih buat perhatian dan kasih sayangmu selama ini
dan aku minta maaf kalau aku punya salah”. Kali ini Niken sudah mengeluarkan
air mata lalu berdiri dan bergegas pergi tapi tangannya di pegang oleh Dantha.
“Aku gak mau kehilangan kamu”, Dantha menatap dalam
Niken. Tapi Niken tidak melihat tatapan itu dan hanya berusaha melepaskan
pegangan tangan Dantha dan berlari pergi sambil mengusap air matanya. Dia
langsung masuk kedalam taxi dan pergi. Dantha hanya menunduk meratapi
nasibnya. Tega-teganya dia membuat Niken, cewek yang sudah menemaninya selama
ini dan sangat dia sayangi itu terluka dan kecewa akibat perbuatannya yang
hanya menuruti nafsunya sendiri.
***
Niken menangis sejadi-jadinya di pundak Vangga. Dia
bertemu dengan Vangga di tempat biasa mereka bertemu setelah menemui Dantha.
Vangga hanya bisa mengelus-elus pundak Niken sambil merasakan hangatnya air
mata Niken yang menetes dan mengenai baju serta lengannya. Cukup lama Niken
menangis sampai-sampai matanya memerah dan sedikit bengkak. Vangga yang tidak
tahan melihat kejadian itu lalu berusaha membangungkan Niken dari pundaknya dan
mengusap air mata Niken dengan sapu tangannya. Sebenarnya dia tidak tega
melihat Niken seperti ini tapi dia juga tidak tau mau berbuat apa. Niken lalu
mengusap sendiri air matanya dan menarik nafas panjang.
“Huff.. aku lega Ga setelah ngomong sama Dantha”,
katanya setelah selesai mengusap air matanya.
“Bagus dong kalo gitu. Jadi sekarang mending kamu
lupain Dantha. Dan siap ngejalananin ke depan tanpa ada dia lagi”, sahut Vangga
sambil tersenyum.
“Tapi gak semudah itu ngelupain kenanganku sama
Dantha. Terlalu banyak kenangan indah di antara kita berdua”, Niken mengusap
air mata di pipinya.
“Ya.. pelan-pelan dong Ken”, sahut Vangga lagi tak
lupa dengan senyumnya
“Mudah-mudahan aku bisa cepet ngelupainnya deh”, jawab
Niken yang sudah tidak mengusap air matanya lagi dan mencoba tersenyum walaupun
sebenarnya dia tidak terlihat seperti orang tersenyum.
Vangga mengangguk lalu berkata, “Semangat”
Niken akhirnya bisa tersenyum lepas dan mereka berdua
lalu memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.
***
Niken kaget melihat orang yang ada di dalam ruang
tamunya. Dia duduk di sofa dan di sofa depannya duduk Kak Raka. Kak Raka yang
melihat Niken sudah pulang lalu berdiri.
“Nih, Dantha mau ngomong sama kamu. Kakak mau masuk
dulu”, kakaknya lalu masuk ke dalam rumah.
Niken menatap kakaknya yang meninggalkan dia dan
Dantha di ruang tamu berdua seperti tatapan tidak rela. Seakan dia tidak mau di
tinggalkan kakaknya dan harus berdua dengan Dantha di ruangan itu. Lalu dia
langsung duduk di tempat kakaknya duduk tadi dan menatap foto keluarga mereka
yang terpasang di dinding ruangan itu bukan menatap ke arah Dantha yang sedang
menatapnya dengan penuh perasaan.
“Ken, aku minta maaf. Aku janji gak bakalan
ngulanginnya lagi. Tapi aku mohon kamu jangan tinggalin aku. Aku udah mutusin
hubunganku sama Trisa.”,ucap Dantha dan masih menatap Niken yang sedang acuh
tak acuh dengan omongannya tadi.
Niken hanya diam dan tetap menatap foto keluarga itu.
“Ken, segitu marahkah kamu sama aku? Oke gak papa kalo
kamu mau marah sama aku, karna aku juga sadar kalo aku salah besar sama kamu.
Tapi tolonglah Ken, aku gak mau kehilangan kamu, jadi aku mohon jangan
tinggalin aku”, ucap Dantha lagi
Niken akhirnya mau menatap Dantha setelah ucapan
Dantha barusan.
“Aku maafin kamu kok. Tapi aku minta maaf aku udah gak
bisa lagi nerima kamu, kamu udah buat aku kecewa. Dan seharusnya kamu jawab ini
tadi waktu di mall, kalau sekarang udah telat. Maaf banget ya Dan”, Niken lalu
berdiri dan berkata, “Aku mau masuk dulu, mau ganti baju. Kamu tak panggilin
Kak Raka aja ya biar ada temennya”
“Mmm.. gak usah aku pulang aja. Makasih atas semuanya.
Tapi asal kamu tau aku bakalan tetep sayang sama kamu”, dengan muka lesu Dantha
lalu pergi dan pulang. Setelah Niken mendengar suara motor Dantha yang sudah
pergi, Niken langsung menjatuhkan
badannya ke sofa dan menangis lagi. Kak Raka yang tau Dantha sudah pulang dan
mendengar percakapan mereka tadi lalu mengahampiri adiknya.
“Udah gak usah nangis, kamu tadi udah bener kok! Kakak
salut sama kamu”, Kak Raka membangunkan Niken dari sofa dan menitihnya masuk ke
dalam rumah. Niken masih saja menangis.
***
Malamnya Niken lalu menginbox Trisa melalui facebooknya.
Apa kamu udah tau semua
yang terjadi?
Terjadi apa ya? Aku gak
ngerti?
Balasan dari Trisa. Dan membuat Niken berpikir,
berarti penyataan Dantha yang bilang kalau dia udah mutusin Trisa itu bohong.
Buktinya Trisa gak tau apa-apa. Akhirnya untuk menutupi semua itu Niken
terpaksa bohong lagi dengan Trisa.
Haduh maaf ya. Aku
salah nginbox.
Yang bener ?kamu sama
Dantha gak lagi nyembunyi’in sesuatu kan dari aku?
Gak kok. Percaya deh J
Iya deh, aku percaya J
Rasanya Niken mau menangis lagi. Tapi dia sudah janji
sama Kak Raka buat gak ngeluarin air mata lagi. “Air matamu itu terlalu
berharga kalau cuman buat nangisin Dantha”, ucap kakaknya. Dan ucapan kakaknya
itulah yang membuat Niken gak jadi menangis dan bisa tersenyum lepas lagi. Dia
juga masih inget ucapannya ke Vangga kalau dia mau ngelupain Dantha.
***
Sekarang dia bener-bener ngejauh dari Dantha. Diapun
sampai pura-pura tidak kenal dengan Dantha. Itu semua Niken lakukan buat
ngelupain semua kenangannya bersama Dantha. Dia sekarang lebih suka ikut
kegiatan di sekolah atau pergi sama Vangga walaupun cuman mengobrol. Dan juga dia
sekarang sudah tau Trisa, ternyata dia adalah teman sekelas Vangga. Walaupun
begitu Niken tidak mau menceritakan masa lalunya dengan Dantha dan memilih
berteman baik dengan Trisa yang sampai sekarang masih berpacaran dengan Dantha.
Sayangnya Dantha tidak tau kalau Niken berteman dengan Trisa karena Niken
melarang Trisa untuk memberitahunya dengan alasan dia sedang musuhan dengan
Dantha gara-gara sahabatnya. Untungnya Trisa mau nurut tanpa banyak bertanya.
Dan sekarang juga Niken sedang dekat dengan Eza, Ketua
OSIS di sekolahnya. Trisa dan Vangga
maupun Kak Raka berharap mereka bisa jadian. Karena menurut mereka Niken cocok
dengan Eza dan akan bisa membuat Niken cepat lupa akan masa lalunya dengan
Dantha. Tapi suatu hari Kak Raka curiga kalau Niken sudah jadian sama Eza,
karena Kak Raka melihat sms dari Eza di HP Niken dengan menggunakan bahasa
sayang-sayangan.
“Apa’an sih kakak, gak sopan tau baca sms orang”, ucap
Niken saat tau kakaknya membaca sms dari Eza
“Hayoo.. udah jadian ya sama Eza?”, goda kakaknya
Niken langsung menekuk mukanya sambil nyengir dan terlihat mukanya merah karena
malu hubungannya dengan Eza sudah di ketahui oleh kakaknya.
“Doain forever aja kak”, sahutnya lalu masuk
kedalam kamarnya dan menguncinya
Kakaknya tersenyum puas melihat adiknya yang sudah
benar-benar melupakan Dantha dan mendapatkan pengganti yang lebih baik.
Kakak doain forever dek, ucapnya dalam hati.
*** END ***