Post Icon

TRUE LOVE #3


Air mata menetes perlahan dari mataku. Mengalir lembut melewati pipiku dan jatuh di ujung daguku. Apa yang barusan hadir dipikirkanku. Semua itu hadir kembali di pikiranku setelah setahun lamanya aku berusaha memendamnya. Kenangan akan cinta pertama dan  sesaatku yang bisa membuatku merasakan segalanya. Cinta yang terpaksa berakhir karena ketakutanku akan selamanya bersama dengannya. Aku segera menghapus air mata yang keluar itu.
Aku menatap jam dinding dikelasku. Baru jam 12.00, bel pulang masih 2jam lagi berbunyi. Huh... aku menghela nafas lalu mulai mencoba fokus dengan soal fisika yang sedang menunggu untuk segera ku selesaikan karena waktunya tinggal 30menit lagi. Tapi sekuat-kuatnya aku mencoba fokus malah ingatan itu semakin membayang-bayangiku. Akhirnya aku menyerah lalu meminta ijin kepada guru untuk pergi ke kamar mandi.
Di kamar mandi aku membasuh mukaku yang tadi sempat terkena air mata dengan air kran yang terasa menyejukan. Aku melihat bayangan mukaku di cermin. Kenangan itu datang lagi, tapi kali ini aku berusaha menahan air mataku agar tak keluar lagi.
***
Setelah selelsai berganti pakaian, aku membuka laptop dan langsung sign in ke akun facebookku. Aku membuka profil seseorang yang tadi hadir kembali ke dalam pikiranku setelah setahun aku dan dia tak pernah kontak lagi. Aku sudah lama tidak berteman lagi dengannya, setelah kami berpisah selain dia memutuskan hubungan ku dengannya dia juga menghapus hubungan pertemanan ku dengannya di facebook. Huft... aku menghela nafas. Menatap foto profilnya. Tidak ada yang berubah dari raut mukanya selain dia yang kelihatan sedikit gemuk daripada setahun lalu. Aku pernah mengirimkan permintaan pertemanan kembali dengannya tapi sampai sekarang belum mendapat respon darinya. Sebegitu marahkah dia denganku sehingga dia sampai begini. Aku hanya ingin meminta maaf dengannya. Tidak meminta untuk melanjutkan hubunganku dengannya, tapi itu semua sulit untuk diwujudkan. Tak terasa air mataku menetes dengan sendirinya dan semakin deras.
Aku menutup laptopku, membersihkan sisa air mataku dengan tisu dan langsung keluar rumah untuk sekedar berjalan-jalan mencari keramaian.
***
Ponselku tiba-tiba berbunyi, ada yang menelefon. Aku melihat nama kontak yang tertera. Sendi. Dia adalah orang yang sudah 4bulan ini dekat denganku. Aku sebenarnya sudah mulai menyukainya dan diapun sudah pernah mengutarakan perasaannya kepadaku. Namun aku memilih untuk tidak menjalin hubungan dengannya dulu karena alasan yang dulu pernah aku berikan kepada orang yang tadi hadir di pikiranku. Takut tidak bisa selamanya dengannya, mengingatnya aku yang sudah merasakan jatuh cinta kepadanya. Melebihi cinta pertamaku itu.
Ada apa?
Jawabku setelah menekan tombol berwarna hijau di ponselku lalu menempelkannya di telinga kiriku
Lama banget ngangkatnya
Maaf... aku baru dijalan
Mau kemana?
Jalan-jalan aja
Aku temani ya...
Aku terdiam sejenak. Aku tidak mau dia melihat keadaanku seperti ini. Aku tidak mau dia tahu tentang semuanya. Buru-buru aku menolaknya.
E... gak usah aja. ini juga aku udah mau pulang kok
Fiuh.... aku mengusap keringat dikeningku
Beneran?
Aku mengangguk. Eh dia tidak bakal tahu kalau aku mengangguk
Iya
Langsung kujawab dengan mantap
Yaudah buruan pulang dan jangan lupa mandi
            Dia tertawa
            Aku manyun
Emang kamu
Haha..
Dia mematikan telefonnya. Aku menatap iba ponselku. Betapa aku tak mau
kehilangan kamu walaupun aku hanya sejenak kupejamkan mataku, batinku dalam hati. Aku bergegas pulang.
***
            Malam harinya aku tidak dapat tidur. Mataku memang sudah meminta untuk dipejamkan. Tapi apa boleh buat, aku tak dapat sempurna mengistirahatkan badanku. Selalu saja bayang-bayang saat dulu aku bersamanya datang lagi dan tanpa ampun. Mengisi saat mataku ku pejamkan secara paksa. Tiba-tiba ponselku bergetar. Menandakan ada sebuah sms masuk. Huh... malas aku menanggapinya, tapi apa boleh buat. Tak apalah, mudah-mudahan dengan smsan aku bisa merasa ngantuk dan dengan mudahnya tertidur.
            Ak tau km knpa... Mau cerita?
            Dari Sendi. Dia memang selalu tahu.
             Bsok aj, skrang ak lg usha buat tdur...
            Yaudah. Bsok ktemu dt4 biasa jam 3. Gk usah trlalu diresapi, cuek aj sm byangan yg dtang. Nnti jg bisa tdur sndiri. Jngn lupa berdoa ya J
Hah? Aku membelalakan mata. Dari mana dia tahu aku terganggu dengan bayang-bayang itu.
Iy... ak usahain.
Good night sayang... nice dream
Aku mengecup layar ponselku dan mencoba memejamkan mataku kembali. Dan akhirnya lama-kelamaan aku dapat sempurna tertidur.
***
Jam 3 tepat aku sudah sampai di tempat biasa aku bertemu dengannya. Di sebuah resto ayam cepat saji tak jauh dari sekolahnya. Baru aku memilih tempat duduk ternyata dia juga sudah sampai. Aku langsung memesan 2 minuman yang biasa aku dan dia pesan. Saat tau posisi dudukku dia langsung menghampiri dan duduk seperti biasa, di depanku. Belum pernah dia duduk di sampingku, entah kenapa.
Cukup lama aku hanya diam menatap ke meja karena aku bingung apa yang harus aku ceritakan ke pada dia. Sedangkan dia hanya menatap keluar jendela. Minumanpun datang, aku langsung menyedotkan sampai habis sepertiga.
Dia tertawa. Aku hanya nyengir. Setelah itu terdiam lagi.
10 detik kemudian aku memberanikan berbicara.
“Cerita apa yang mau kamu tahu?”
Dia menoleh kepadaku. Menatapku dengan kening terlipat. Keheranan. Aku yang di tatap seperti itu menjadi salah tingkah dan menyadari kesalahan pertanyaanku, cepat-cepat aku ralat.
“Eh.. maksudku. Beneran kamu mau denger semua ceritaku?”
Dia tersenyum. Lalu mengangguk mantap.
Aku menarik nafas. Lalu mulai mencerikatan tentang cinta pertamaku itu.
Dia hanya banyak diam, terkadang tersenyum, terkadang menatapku iba. Akupun bercerita dengan semangat dan runtut. Terkadang aku mengusap air mata yang mulai keluar dari mataku jika membicarakan tentang kenangan diantara kami berdua. Dia juga terkadang menyodorkan  aku tisu. Dia memang pendengar yang pengertian.
***
20 menit kemudian aku sudah selesai dengan ceritaku dan hanya tertawa getir. Dia lalu menatapku. Dalam...
“Aku salut sama kamu”
Dia mulai berkomentar. Aku hanya diam tak menanggapi, ingin mendengar komentar selanjutnya.
“Aku tahu itu sangat berat, tapi kamu juga salah. Kenapa kamu gak yakin sama hatimu sendiri. Aku setuju dengan apa yang dia bilang daripada alasanmu”
Aku menunduk dan merasakan air mataku sudah mulai akan keluar lagi. Ini memang kesalahanku.
“Jangan nangis. Aku janji kok gak bakalan bikin kamu merasakan itu semua lagi. Dan akan mencoba mempertahankan semua meskipun banyak penghalanganya”
Aku mengangkat kepalaku. Menatapnya. Dia kini tersenyum sangat manis. Aku mencoba membalasnya dengan senyuman termanis yang pernah aku buat. Tapi sepertinya itu malah menjadi senyum teraneh karena saat itu aku hanya ingin menangis. Aku sangat senang mendengar yang dia ucapkan tadi. Semoga semua itu benar. Susah payah aku mengusap air mataku yang mulai berjatuhan.
Dia tertawa.
“Kamu itu ngeyel ya dibilangin jangan nangis malah nangis”
Dia berdiri dan menghampiriku. Dia langsung memelukku yang sedang mengusap air mata. Tak ayal, air mataku langsung tumpah ketika aku dipelukannya.
“I love you”
Bisiknya di telingaku. Ya Tuhan.... dia melakukannya. Persis seperti kejadian setahun yang lalu, namun yang sekarang aku sudah yakin dengan hatiku dan tak mau mengulang kesalahan untuk kedua kalinya. Aku membalas pelukannya, erat. Sangat erat.
*** THE END ***

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar