Post Icon

PETUAH CINTA ALA PAK TUA

1.       Cinta itu macam musik yang indah.
Bedanya cinta sejati akan membuatmu tetap menari meskipun musiknya telah lama berhenti.
2.    Cinta sejati laksana sungai besar.
Mengalir terus ke hilir  tidak pernah berhenti, semakin lama semakin besar sunbgainya. Karena semakin lama semakin banyak anak sungai perasaan yang bertemu.
3.      Cinta sejati adalah perjalanan.
Cinta sejati tidak pernah memiliki unjung, tujuan, apalagi hanya sekedar muara. Air laut akan menguap, menjadi hujan, turun di gunung-gunung tinggi, kembali lagi menjadi ribuan anak sungai, menjadi ribuan perasaan, lantas menyatu menjadi kapuas.
Itu siklus tak pernah berhenti, begipula cinta.
4.    Siklus sungai kapuas ini jauh lebih abadi dibanding cinta gombal manusia.
Beribu tahun tetap ada disini, meski airnya semakin keruh. Sedangkan cinta gombal kita?
Jangan bilang kematian, bahkan jarak dan waktu sudah bisa memutuskannya.
5.      Cinta adalah perbuatan.
Kau selalu bisa memberi tanpa sedikitpun rasa cinta. Tetapi kau tidak akan pernah bisa mencintai tanpa selalu memberi.


#Darwis Tere-Liye
“Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

If It Means A Lot To You

And hey darling
I hope you're good tonight
And I know you don't feel right when I'm leaving
Yeah I want it but no I don't need it
Tell me something sweet to get me by
'Cause I can't come back home till they're singing

La, la la la la la la

'Til everyone is singing

If you can wait till I get home
Then I swear to you
That we can make this last
(La la la)
If you can wait till I get home
Then I swear come tomorrow
This will all be in our past
Well it might be for the best

And hey sweetie
Well I need you here tonight
And I know that you don't want to be leaving me
Yeah you want it but I can't help it
I just feel complete when you're by my side
But I know you can't come home 'til they're singing

La, la la la la la la

'Til everyone is singing

La, la la la la la la

If you can wait till I get home
Then I swear to you
That we can make this last
(La la la)
If you can wait till I get home
Then I swear come tomorrow
This will all be in our past
Well it might be for the best

You know you can't give me what I need
And even though you mean so much to me
I can't wait through everything

Is this really happening?
I swear I'll never be happy again
And don't you dare say we can just be friends
I'm not some boy that you can sway
We knew it'd happen eventually

La, la la la la la la

Now Everybody's singing

La, la la la la la la


                                                              #A Day To Remember

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

TRUE LOVE #4

Aku membuka mata, mengelap keringat di kening dan leherku. Malam ini terasa sangat panas dan aku tak dapat memejamkan mataku secara sempurna. Aku selalu terganggu oleh bayang-bayang yang tak jelas. Badanku terasa sangat pegal, rasanya seharian ini aku banyak beraktivitas. Malamnya malah tidak bisa tidur seperti ini, rasanya badanku mau copot satu-satu. Huft... aku menghela nafas. Membenarkan selimut dan mulai terpejam.
***
Tiba-tiba jam wekerku sudah berbunyi. Sial.. runtukku dalam hati. Aku belum dapat tidur sama sekali. Saat aku melihat jadwal pelajaran hari ini.
“Huh... sial. Hari ini ketat semua. Gak bakal bisa tidur aku”, keluhku sambil memasukan buku-buku pelajaran ke dalam tasku lalu bergegas mandi.
***
Sesampainya di sekolah. Aku bertemu dia, sosok hitam manis tinggi yang semalaman membayangiku sampai aku tak bisa memejamkan mataku sampai pagi menjelang.
“Pagi..”, ucapnya sambil tersenyum
“Pagi juga”, aku tercengang. Kenapa suaraku jadi serak. Apa ini juga efek semalaam selain badanku yang bertambah pegal dan raut muka lesuku.
“Kamu sakit ya? kok suaramu mau hilang?”, tanyanya mendekat
Huft.. aku benci dia mendekat. Saat ini aku tidak mau bertatap mata dengannya. Aku memalingkan wajah lalu berjalan pergi meninggalkannya yang sudah hampir sampai di dekatku.
“Mau kemana? Kok malah pergi”, ucapnya
Aku berhenti sejenak. Lalu membalik badan
“Aku ada pr yang belum aku kerjain. Maaf ya”, sedikit berbohong sih.
Aku langsung pergi sebelum dia tahu kalau aku berbohong. Huh... dia memang selalu tahu kalo aku berbohong.
***
Saat istirahat aku mencoba memejamkan mata di bangkuku dengan posisi menelungkupkan wajahku ke dalam lipatan tanganku. Dan saat itu aku mendengar langkah mendekat tapi aku enggan untuk melihatnya. Mungkin teman sekelasku.
“Aku tahu kamu kenapa”, ucap orang itu
Deg... jantungku serasa berhenti. Kenepa bisa dia yang kesini. Aku tetap di posisiku.
“Jangan terlalu mengkhawatirkan aku.. aku baik-baik aja kok. meski kita harus kayak gini”, sambungnya. Dan sekarang aku merasakan dia sudah duduk di sampingku
Aku cuek pura-pura tidak mendengar walaupun perkataannya tadi hampir membuat aku menangis yang sebenarnya sudah sedari tadi aku tahan.
Tanpa aku bisa cegah, dia tiba-tiba menarik badanku untuk bangun dan langsung dia benamkan di dadanya. Dia memelukku...
Aku menangis di pelukannya, air mataku tak dapat di bendung lagi. Dalam hati aku berkata. Ya Allah, haruskah semua ini terjadi, aku tak dapat hidup tanpanya.
Saat tahu aku bertambah menangis dia semakin mengeratkan pelukannya.
“Aku yakin suatu saat kita pasti bisa bersama lagi. Untuk masa depan yang kita berdua harapkan”, bisiknya di telingaku sambil mengelus lembut punggungku
Aku memeluknya erat. Mengangguk pelan di pelukannya, sambil masih dengan tangisan.
Dia menarik kepalaku keluar dari dadanya. Menatapku dalam, aku hanya bisa meneteskan air mata sambil membalas tatapannya.
Cupp... sebuah kecupan mendarat mulus dikeningku. Aku memejamkan mata. Dan dia pergi, meninggalkanku sendiri di dalam kelas.
***
Kemarin adalah hari terakhirku menginjakan kaki di sekolahku. Ya... aku akan pindah hari ini. Jauh beberapa kilometer dari kota ini dan tentunya dari dia. Maka dari itu ini semua terasa berat untuk aku terima, tetapi apa boleh buat. Aku harus mengikuti ayahku yang bekerja sebagai tentara angkatan darat. Huh... ini semua terasa tidak adil untukku. Aku harus berkali-kali pindah sekolah karena hal ini. Orang tuaku belum mengijinkan aku tinggal sendirian.
Aku menarik koper besarku dan sebuah tas gendong tersampir di pundakku serta di bahuku tergantung tas berwarna hijau yang berisi dompet, ponsel, dan alat-alat pribadiku. Belum ada kabar tentang dia. Dia juga sepertinya tidak dapat mengantarkan aku sampai bandara. Terpaksa aku berangkat sendiri karena kedua orangtuaku sudah berangkat menggunakan penerbangan tadi malam. Aku memutuskan untuk ikut penerbangan pagi karena awalnya aku ingin dia bisa mengantarku. Tapi sampai sekarang dia malah tak memberi kabar sedikitpun kepadaku, sejak tadi malam.
***
Aku melangkah mesuk ke dalam bandara sampai akhirnya kau berhenti karena mendengar suaranya memanggilku. Aku yang semula hanya merasa berhalusinasi tak menghiraukannya. Tapi suara itu memanggilku lagi. Aku spontan membalikkan badan dan melihat dia sudah ada di belakangku. Bersiap memelukku.
Aku menahan pundaknya dengan tanganku. Aku menolak pelukannya.
“Kenapa?’ Dia terkejut mengetahui aku menolak pelukannya
“Dasar bodoh... kalau kamu peluk aku. Aku bakal gak mau pergi dari sini. Sedangkan aku emang harus pergi” Aku tersenyum tipis
Dia mengangguk paham.
“Yaudah kalau gitu” Dia memundurkan langkahnya
Aku merasa bersalah. Harusnya aku tidak seperti ini. Lihatlah dia  kelihatan sangat kecewa. Aku memutar otak agar suasana menjadi nyaman lagi. Suara audio petugas bandara sudah mengingatkanku agar segera menuju ke armada penerbangan karena 5menit lagi pesawat akan berangkat.
Aku semakin bingung akan melakukan apa. Akhirnya aku mendekat di depan dia, agak berjinjit dan mengecup pelan pipinya.
Dia terkejut lalu tersenyum. Memegang kedua pipiku dengan kedua tangannya.
“Kabari aku kalo udah sampai”
Aku mengangguk, tersenyum.
“Jangan tinggalkan aku ya beb... meskipun kita harus terpisah oleh jarak”
“Janji, percaya akan ada keindahan”
Dia mengangguk mantap lalu mengacungkan dua jarinya tanda janji.
Akupun mengangguk, membalikan badan lalu pergi meninggalkannya.
***



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

TEMPAT TERAKHIR

Lama sudah kau menemani
Langkah kaki di sepanjang perjalan hidup
Penuh cerita
Kau adalah bagian hidupku
Dan akupun menjadi bagian dalam hidupmu
Yang tak terpisah

Kau bagaikan angin di bawah sayapku
Sendiri aku tak bisa seimbang
Apa jadinya bila kau tak disisi

Meskipun aku di surga
Mungkin aku tak bahagia
Bahagiaku tak sempurna, bila itu TANPAMU
Aku ingin kau menjadi
Bidadariku disana
Tempat terakhir malabuhkan
Tempat di keabadian

Bila nanti aku kehilangan
Mungkin itu hanya sesaat
Karna ku yakin, kita kan bertemu LAGI?


#Padi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

TRUE LOVE #3


Air mata menetes perlahan dari mataku. Mengalir lembut melewati pipiku dan jatuh di ujung daguku. Apa yang barusan hadir dipikirkanku. Semua itu hadir kembali di pikiranku setelah setahun lamanya aku berusaha memendamnya. Kenangan akan cinta pertama dan  sesaatku yang bisa membuatku merasakan segalanya. Cinta yang terpaksa berakhir karena ketakutanku akan selamanya bersama dengannya. Aku segera menghapus air mata yang keluar itu.
Aku menatap jam dinding dikelasku. Baru jam 12.00, bel pulang masih 2jam lagi berbunyi. Huh... aku menghela nafas lalu mulai mencoba fokus dengan soal fisika yang sedang menunggu untuk segera ku selesaikan karena waktunya tinggal 30menit lagi. Tapi sekuat-kuatnya aku mencoba fokus malah ingatan itu semakin membayang-bayangiku. Akhirnya aku menyerah lalu meminta ijin kepada guru untuk pergi ke kamar mandi.
Di kamar mandi aku membasuh mukaku yang tadi sempat terkena air mata dengan air kran yang terasa menyejukan. Aku melihat bayangan mukaku di cermin. Kenangan itu datang lagi, tapi kali ini aku berusaha menahan air mataku agar tak keluar lagi.
***
Setelah selelsai berganti pakaian, aku membuka laptop dan langsung sign in ke akun facebookku. Aku membuka profil seseorang yang tadi hadir kembali ke dalam pikiranku setelah setahun aku dan dia tak pernah kontak lagi. Aku sudah lama tidak berteman lagi dengannya, setelah kami berpisah selain dia memutuskan hubungan ku dengannya dia juga menghapus hubungan pertemanan ku dengannya di facebook. Huft... aku menghela nafas. Menatap foto profilnya. Tidak ada yang berubah dari raut mukanya selain dia yang kelihatan sedikit gemuk daripada setahun lalu. Aku pernah mengirimkan permintaan pertemanan kembali dengannya tapi sampai sekarang belum mendapat respon darinya. Sebegitu marahkah dia denganku sehingga dia sampai begini. Aku hanya ingin meminta maaf dengannya. Tidak meminta untuk melanjutkan hubunganku dengannya, tapi itu semua sulit untuk diwujudkan. Tak terasa air mataku menetes dengan sendirinya dan semakin deras.
Aku menutup laptopku, membersihkan sisa air mataku dengan tisu dan langsung keluar rumah untuk sekedar berjalan-jalan mencari keramaian.
***
Ponselku tiba-tiba berbunyi, ada yang menelefon. Aku melihat nama kontak yang tertera. Sendi. Dia adalah orang yang sudah 4bulan ini dekat denganku. Aku sebenarnya sudah mulai menyukainya dan diapun sudah pernah mengutarakan perasaannya kepadaku. Namun aku memilih untuk tidak menjalin hubungan dengannya dulu karena alasan yang dulu pernah aku berikan kepada orang yang tadi hadir di pikiranku. Takut tidak bisa selamanya dengannya, mengingatnya aku yang sudah merasakan jatuh cinta kepadanya. Melebihi cinta pertamaku itu.
Ada apa?
Jawabku setelah menekan tombol berwarna hijau di ponselku lalu menempelkannya di telinga kiriku
Lama banget ngangkatnya
Maaf... aku baru dijalan
Mau kemana?
Jalan-jalan aja
Aku temani ya...
Aku terdiam sejenak. Aku tidak mau dia melihat keadaanku seperti ini. Aku tidak mau dia tahu tentang semuanya. Buru-buru aku menolaknya.
E... gak usah aja. ini juga aku udah mau pulang kok
Fiuh.... aku mengusap keringat dikeningku
Beneran?
Aku mengangguk. Eh dia tidak bakal tahu kalau aku mengangguk
Iya
Langsung kujawab dengan mantap
Yaudah buruan pulang dan jangan lupa mandi
            Dia tertawa
            Aku manyun
Emang kamu
Haha..
Dia mematikan telefonnya. Aku menatap iba ponselku. Betapa aku tak mau
kehilangan kamu walaupun aku hanya sejenak kupejamkan mataku, batinku dalam hati. Aku bergegas pulang.
***
            Malam harinya aku tidak dapat tidur. Mataku memang sudah meminta untuk dipejamkan. Tapi apa boleh buat, aku tak dapat sempurna mengistirahatkan badanku. Selalu saja bayang-bayang saat dulu aku bersamanya datang lagi dan tanpa ampun. Mengisi saat mataku ku pejamkan secara paksa. Tiba-tiba ponselku bergetar. Menandakan ada sebuah sms masuk. Huh... malas aku menanggapinya, tapi apa boleh buat. Tak apalah, mudah-mudahan dengan smsan aku bisa merasa ngantuk dan dengan mudahnya tertidur.
            Ak tau km knpa... Mau cerita?
            Dari Sendi. Dia memang selalu tahu.
             Bsok aj, skrang ak lg usha buat tdur...
            Yaudah. Bsok ktemu dt4 biasa jam 3. Gk usah trlalu diresapi, cuek aj sm byangan yg dtang. Nnti jg bisa tdur sndiri. Jngn lupa berdoa ya J
Hah? Aku membelalakan mata. Dari mana dia tahu aku terganggu dengan bayang-bayang itu.
Iy... ak usahain.
Good night sayang... nice dream
Aku mengecup layar ponselku dan mencoba memejamkan mataku kembali. Dan akhirnya lama-kelamaan aku dapat sempurna tertidur.
***
Jam 3 tepat aku sudah sampai di tempat biasa aku bertemu dengannya. Di sebuah resto ayam cepat saji tak jauh dari sekolahnya. Baru aku memilih tempat duduk ternyata dia juga sudah sampai. Aku langsung memesan 2 minuman yang biasa aku dan dia pesan. Saat tau posisi dudukku dia langsung menghampiri dan duduk seperti biasa, di depanku. Belum pernah dia duduk di sampingku, entah kenapa.
Cukup lama aku hanya diam menatap ke meja karena aku bingung apa yang harus aku ceritakan ke pada dia. Sedangkan dia hanya menatap keluar jendela. Minumanpun datang, aku langsung menyedotkan sampai habis sepertiga.
Dia tertawa. Aku hanya nyengir. Setelah itu terdiam lagi.
10 detik kemudian aku memberanikan berbicara.
“Cerita apa yang mau kamu tahu?”
Dia menoleh kepadaku. Menatapku dengan kening terlipat. Keheranan. Aku yang di tatap seperti itu menjadi salah tingkah dan menyadari kesalahan pertanyaanku, cepat-cepat aku ralat.
“Eh.. maksudku. Beneran kamu mau denger semua ceritaku?”
Dia tersenyum. Lalu mengangguk mantap.
Aku menarik nafas. Lalu mulai mencerikatan tentang cinta pertamaku itu.
Dia hanya banyak diam, terkadang tersenyum, terkadang menatapku iba. Akupun bercerita dengan semangat dan runtut. Terkadang aku mengusap air mata yang mulai keluar dari mataku jika membicarakan tentang kenangan diantara kami berdua. Dia juga terkadang menyodorkan  aku tisu. Dia memang pendengar yang pengertian.
***
20 menit kemudian aku sudah selesai dengan ceritaku dan hanya tertawa getir. Dia lalu menatapku. Dalam...
“Aku salut sama kamu”
Dia mulai berkomentar. Aku hanya diam tak menanggapi, ingin mendengar komentar selanjutnya.
“Aku tahu itu sangat berat, tapi kamu juga salah. Kenapa kamu gak yakin sama hatimu sendiri. Aku setuju dengan apa yang dia bilang daripada alasanmu”
Aku menunduk dan merasakan air mataku sudah mulai akan keluar lagi. Ini memang kesalahanku.
“Jangan nangis. Aku janji kok gak bakalan bikin kamu merasakan itu semua lagi. Dan akan mencoba mempertahankan semua meskipun banyak penghalanganya”
Aku mengangkat kepalaku. Menatapnya. Dia kini tersenyum sangat manis. Aku mencoba membalasnya dengan senyuman termanis yang pernah aku buat. Tapi sepertinya itu malah menjadi senyum teraneh karena saat itu aku hanya ingin menangis. Aku sangat senang mendengar yang dia ucapkan tadi. Semoga semua itu benar. Susah payah aku mengusap air mataku yang mulai berjatuhan.
Dia tertawa.
“Kamu itu ngeyel ya dibilangin jangan nangis malah nangis”
Dia berdiri dan menghampiriku. Dia langsung memelukku yang sedang mengusap air mata. Tak ayal, air mataku langsung tumpah ketika aku dipelukannya.
“I love you”
Bisiknya di telingaku. Ya Tuhan.... dia melakukannya. Persis seperti kejadian setahun yang lalu, namun yang sekarang aku sudah yakin dengan hatiku dan tak mau mengulang kesalahan untuk kedua kalinya. Aku membalas pelukannya, erat. Sangat erat.
*** THE END ***

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

TRUE LOVE #2

Aku melihat ke kalender hijau yang menempel di dinding kamarku. Ada sebuah tanda lingkaran menggunakan spidol merah di tanggal  23 Oktober. Hhh... aku menghela nafas. Sudah seminggu, aku lepas kontak dengannya. Sosok hitam manis tinggi menjulang itu, dengan semua perhatian dan canda tawanya. Tak lagi menemani hari-hariku. Karena kejadian itu, semua berubah.
Aku tak mau terlalu menghibur kesedihanku dengan tetap mengira bahwa dia akan tetap jadi milikku. Aku gak mau bersikap egois, dia juga berhak menentukan hidupnya sendiri. Aku gak bisa terus-menerus mengekangnya dengan semua ucapannya terhadapku. Dan saat ini kemungkinan dia juga sudah memikirkan semua itu, dia pasti melupakannya.
Beginikah yang namanya cinta sejati? Sulit untuk melupakannya. Tapi tak mau juga menyusahkannya.
“Aku kangen sama kamu” ucapku perlahan sambil memegang liontin berinisial namaku yang dulu dia belikan untukku
Aku merasa tembok kamarku menghimpit dadaku, karena ini sungguh menyesakkan untuk dirasakan. Aku memejamkan mata sejenak sampai akhirnya merasakan sesuatu  yang mengalir perlahan di pipiku. Aku tak sanggup untuk melewati semua ini. Sendiri...
***
Aku melewati jalan ini. Dan di sana, tempat biasa dia berkumpul dengan teman-temannya. Sekedar mengobrol atau bermain bola karena dekat dengan lapangan sepakbola sebuah SMP negeri di dekat desanya. Aku menarik nafas. Berharap tak melihat sosok itu.
Tapi ternyata, aku melihat motornya terparkir rapi disana. Kosong... tak ada orang. Berati dia bermain sepakbola. Awalnya aku tidak punya niat untuk menengok, tapi saat sudah dekat dari situ aku spontan menoleh ke arah lapangan itu dan secara tidak sengaja berpapasan dengan sosoknya yang juga sempurna melihat ke arahku. 5 detik bertatap dari kejauhan sampai akhirnya aku putuskan untuk melihat ke depan lagi dan langsung memacu motorku dengan kecepatan bertambah.
***
Malamnya aku online untuk sekedar melihat status-status teman-temanku yang sedang galau, senang atau alay. Dia menginboxku.
Sorry ya
Td gk jdi nonton
Hah... aku baru ingat. Hari ini aku ada janji dengannya untuk menonton film yang baru pernah aku baca novelnya.
Gak papa kok.. ak jga udah gk terlalu pengen
Jawabku. Cukup menyakinkan
Sory ya
Aq tadi cpk bnget
Capek ya? Habis pergi dengan adek-adek kesayangan. Huh.. aku ngriri. Belum pernah kamu seperti itu sama aku.
Iya gk papa.
Untuk sekarang ak cuman kangen... banget sama kamu
Aku mengeluarkan isi hatiku
Aq jg kngen
Sesingkat itukah? Sepertinya dia sedang tidak ada di situ. Pikirannya sedang memikirkan sesuatu. Aku menutuskan untuk offline. Meninggalkannya yang entah sedang melakukan apa.
***
“Evening sayang”, ucapku sambil tersenyum di depannya
Malam ini aku bertemu dengannya. Walaupun sepertinya hanya 5 menit, tapi itu dapat mengobati rasa kangenku kepadanya.
Dia hanya membalas senyumku lalu mengusap lembut pundaku. Dan menatapku dalam.
“Aku harap  kita berdua tetap berusaha untuk mewujudkan masa depan yang pernah kita rencanakan dan tetaplah tegar untuk menghadapi semuanya”, ucapnya
Aku mengangguk mantap sambil menjawab “Aku usahain”
Cup... dia mengecup lembut keningku.
Huft.. aku menghela nafas lalu menatapnya. Ingin rasanya aku memeluknya, tapi itu akan malah membuat aku mudah merasa kangen dengannya. Aku putuskan tidak jadi memeluknya dan berpamitan pulang karena aku harus mengerjakan tugas yang belum aku selesaikan. Dia mengantarku sampai depan rumah lalu pergi.
***
Saat ditengah-tengah aku menyelesaikan pekerjaanku aku memikirkan penyebab renggangnya kontak di antara hubunganku dan dia. Itu semua karena ayahku yang sekarang jadi super protektif kepadaku. Dia menginginkan aku untuk fokus ke sekolah dan nanti mengambil keperawatan untuk selanjutnya. Dia melarangku untuk memikirkan masalah pacaran atau apalah yang berhubungan dengan itu. Sebenarnya maksud ayahku baik, supaya masa depanku dapat terjamin. Tapi di sisi lain, aku sangat menyayangi pacarku sekarang. Dan karena itu aku terpaksa backstreet dengannya. Aku pun jadi merasa bersalah karena aku yakin dia pasti bisa mendapatkan yang lebih baik daripada aku dan yang tidak harus seperti ini. Tapi aku belum bisa kehilangan dia, aku belum rela. Tapi mungkin kalau aku sedikit memberi kebebasan kepadanya mungkin semua bisa sedikit berubah.
Ak skarang pngen km gk trlalu mikir kta*mu k ak. Jlani hdupmu sesuai pilihanmu. Ak gk brniat untuk prgi. Cman  gak mau egois.
Isi sms yang aku kirimkan kepadanya.
Emng knapa...
Balasan dari dia. Aku rasa aku sudah tidak kuat untuk melanjutkannya dan aku yakin dia bisa mengerti maksudku. Aku tidak membalas apapun kecuali menelungkupan mukaku yang sudah basah dengan air mata di atas bantal. Aku menangis, menahan sesak di dada dan hatiku yang tak tahu harus berbuat apa.
*** THE END ***

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS